اُدْخُلُوْهَا بِسَلَامٍ آمِنِيْنَ

تَجْمُ الدِّيْنِ قَالَ:اَلسَّارِعَاةُ كَالسَّفِيْنَةِ اَلطَّارِقَةُ كَالْبَحْرِ وَالطَّارِقَةُ كَاالدُّرْجِ
(المفاخر العلية )
Bintang agama berkata:Syari”at seperti Perahu, Thoriqoh laksana laut, dan Haqiqoh bagaikan mutiara
MUTIARA tentu ada di dalamnya samudra, tentunya akan menuju ke tempat tujuan perlu adanya Perahu serta Nahkoda yang kuat wa tangguh, hati-hatilah di lautan lepas,
laut lepas tentu sangat dalam sekali, perlunya ada daya selam yang kuat untuk menyelam serta perlu adanya bimbingan dari sang guru, karena ilmu tanpa guru kesasar yang nyata (ضلا ل مبين),

MAKA ketiga tersebut (Syari”at,Thoriqoh,Haqiqoh)tidak dapat dipisahkan. jika syari'ah sudah maklum, sedangkan thoriqoh masih banyak memaknai harus ikut organisasi salah satu thoriqoh, sebenarnya tidak demikian pemahamannya, karena banyak orang yang mengerti tapi belum paham termasuk yang menggores tinta ini, benarr bahwa:

اَلْعِلْمُ بِالْعَقْلِ وَالْفَهْمُ بِالْقَلْبِ

Adapun Ilmu di dalam aakal dan sedangkan paham di dalam hati.

di dalam Al-Qur'an sering diulang-ulang agar lebih di pahami, seperti;

اَفَلَا تَتَفَكَّرُوْنَ : اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

 

ARAPA BA'NA TA' MIKKER?(KENAPA KAMU TIDAK BERFIKIR?) APA BE'NA TA' ANDHI' AKKAL?(APAKAH KAMU  TIDAK PUNYA AKAL?

Jika seseorang tidak berfikir maka secara otomatis akalnya non aktif.karena baginda Rosul SAW selalu mewanti-wanti agar menghindari fikiran kosong & berangan angan (طُوْلُ الْعَمَلْ ) yg tidak bisa di capai/malappae mano' ngabeng (لِتَّمَنِّيْ ), karena yang boleh bercita-cita yaitu yang masih dapat di raih menurut logika (لِتَّرَجِّيْ )

Rosululloh SAW bersabda:

تَفَكَّرُ سَاعَةً خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَنَةً

Artinya:"Bertafakkurlah/berfikirlah dg DZAUQnya/perasaannya se saat itu lebih baik dari ibadah satu tahun".

 bukan berarti tidak perlu ibadah namun baginda Rosul SAW memberikan stimulus/motivasi agar rajin bertafakkur. Di dalam bertafakkur tidak ada lain untuk menghitung-hitung amal perbuatan yang di perbuat serta memperbaiki untuk lebih baik, sesuai dengan pesan dari sayyidina 'Umar Ibn Khottob:

حَاسِبُوْا قَبْلَ اَنْتُحَاسَبُوْا

"hitung-hitunglah kamu sekalian sebelum kamu semua di hitung".