FIQIH 7

03/12/2011 14:59

 
 (فَصْلٌ) تَبْطُلُ الصَّلَاةُ بِاَرْبَعَ عَشَرَةَ خِصْلَةً بِالْحَدَثِ
(Fashol) sholat bathol dengan 14 macam:1). Dengan hadast=misal:walau tidak sengaja atau memaksa memeras/menekan perutnya lantas keluar hadast.tidak ada perbedaan dalam batholnya antara orang yang suci dan selain orang yang suci, seperti orang yang sepi dari dua suci/orang tidak lepas dari hadast besar dan kecil.karena ada hadist shohih:
لِلْخَبَرِ الصَّحِيْحِ اِذَافَسَااََحَدُكُمْ فِي ْ صَلَاتِهِ فَلْيَنْصَرِفْ وَلْيَتَوَضَّأْ وَلْيُعِدْ صَلَاتَهُ وَهَذَاالْكَلَامُ  فِىْ السَّلِيْم
Karena ada hadist shohih: jika kentut salah seorang diantara kamu dalam sholatnya maka berhentilah(becce’ minguwa) dan berwudhu’lah, dan mengulang sholatnya, dan ini untuk orang yang sehat.
اَمَّاالسَّلِسُ فَلَا يُبْطِلُ صَلَاتَهُ اِلاَّ حَدَثُهُ الْغَيْرُ الدَّائِمُ
Adapun orang yang cer-cer (kencing terus tidak mampet)maka tidak membatholkan sholatnya, kecuali hadastnyaorang yang tidak tetap.maka sesungguhnya orang yang cer-cer tidak membatalkan sholatnya.(bungkus dzakarnya/farjinya).
وَيُسَنُّ  لِمَنْ أَحْدَثَ فِىْ صَلَاتِهِ اَنْ يَأْخُذَ بِأَنْفِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ مُوْهِمًااَنَّهُ رَعَفَ سَتْرًاعَلَى نَفْسِهِ لِئَلَّايَخُوْضَ النَّاسُ فِيْهِ فَيَأْثَمُوْا
 dan disunnahkan bagi orang yang hadast dalam sholatnya harus menutup hidungnya lalu berhenti sholatnya sehingga dirinya disangka hidungnya keluar dara (dara elongen)supaya orang lain tidak menyangka dirinya dalam keadaan hadast, sebab jika sampai orang lain menyangka dirinya hadas dosa,(baik dalam keadaan masih menunggu sholat/ dalam keadaan sholat berlangsung)
…………………………………………………………………………………………………………………
وَبُقُوْعِ النَّجَاسَةِ
2).Dijatuhi najis(etebeni najis),yang tidak dimaafkan dari najis yaitu  najis yang jatuh pada bajunya walaupun baju tersebut tidak bergerak dengan bergeraknya musholli(orang yang sholat). Sepertu ujungnya surbannya musholli yang panjang,atau badannya musholli,atau masuk najis masuk kelubang hidungnya musholli atau mulutnya musholli,atau matanya musholli, atau hidungnya musholli maka najis tersebut wajib di sucikan, namun berbeda dengan mandi junub tidak harus air dimasukkan ke dalam hidung, telinga, mulut dan mata, karena beratnya perkara najis.
 (اِنْ لَمْ تُلْقَ حَالًا)مِنْ غَيْرِ حَمْلٍ (كَمَالَوْ وَضَعَ اُصْبُعَهُ عَلَى حَجَرٍ تَحْتَهُ )
Namun jika najis tidak dibuang dalam seketika(artinya sebelum lewat paling sedikitnya thuma’ninah),dari tanpa membawa/ngibe. (seperti orang yang menaruk jari jemarinya di atas batu yang dibawahnya ada najis).

(NB: contoh, anak kecil gendong ke musholli=ujung benang yang satu kena najis yag lain tidak,cara membuka al-qur’an, sholat ghaib untuk jenazah di atas kuburan).

نَجَاسَةٌ وَنَحَّاهَا بِهِ مِنْ غَيْرِ حَمْلٍ لَهُ اَوْ عَلَى مَوْضِعٍ طَاهِرٍمِنْ نَعْلِهِ وَنَحَّاهُ مِنْ غَيْرِ حَمْلٍ  لَهَافَاِنَّ ذَالِكِ لاَيَضُرُّ فَاِنْ تَرَتَّبَ عَلَى اِزَالَتِهَاحَمْلٌ كَاَنْ نَحَّاهَابِنَحْوِ عُوْدٍ اَوْجَرَّالثَّوْبَ وَلَوْقَبَضَ مَوْضِعًاطَاهِرًامِنْهُ ضَرَّ ثُمَّ النَّجَاسَةُ اِنْكَانَتْ يَابِسَةً فَلَهُ نَفْضُهَاوَلَوْ فِىْ الْمَسِْدِ وَاِنِ  اتَّسَعَ الْوَقْتُ ثُمَّ يَجِبُ اِزَالَتُهَابَعْدَ الصَّلَاةِ فَوْرًا وَاِنْ كَانَتْ رَطْبَةً وَيَلزَمُ عَلَى اِلْقَائِهَا تَنَجُّسُ الْمَسِْجدِ بِهَافَفِيْهِ تَفْصِيْلٌ فَاِنِ اتَّسَعَ الْوَقْتُ رَاعَاهُ فَلَا يُلْقِيْهَا فشيْهِ بَلْ يَقْطَعُ الصَّلَاةَ وَيْرْمِيْهَاخَارَِهُ ثُمَّ يَسْتَأْنِفُ الصَّلَاةَ وَاِلاَّ رَاعَاهَا وَاَتَمَّهَافِيْهَ وَوََجَبَتْ اِزَالَتُهَا بَعْدَالصَّلَاةِفَوْرًاهذَااِنْ قَدَرَ عَلَى الْاِزَالَةِ فِىْ الْفَوْرِ وَاِلاَّ بِاَنْ لَمْ يَجِدْ مَأَ لِيُطَهِّرَ الْمَسْجِدَبِهِ فَيُقْطَعُ الصَّلَاةَ وَيَرْمِيْهَاخَارَِهُ
Adapun orang membuang najis dengan batu tanpa membawa najis atau tempat yang suci dari sandalnya orang dan membuang najis tanpa membawa najis. (jika najis kering boleh cepat lemparkan paling sedikitnya thuma’ninah walau dalam masjid,setelah sholat wajib bersihkan masjid dari najis tersebut, jika najisnya basah maka bersihkanlah dengan air, jika najisnya basah walau waktu sholatnya mepet sholat tetal bathol(lalu sholat qodho’ pada waktu sholat setelahnya).
………………………………………………………………………………………………………….
3.Terbukanya Aurat(وَانْكِشَافُ الْعَوْرَةِ)
 (أَىْ كُلِّهَااَوْبَعْضِهَا ٍمِمَّا يَجِبُ سَتْرُهُ لاَِجْلِ الصَّالَاةِ )  اِنْ لَمْ تُسْتَرْ حَالَا
                                                Itu terbukanya aurat (yaitu seluruh aurat atau sebagian aurat)dari aurat yang wajib ditutup untuk sholat) jika tidak ditutup aurat dalam keadaan sholat,    
وَاِنْ صَلَّى فِىْ الْخَلْوَةِ فَاِنْكَشَفَهَا رِيْحٌ فَلَا تَبْطُلُ صَلَاتُهُ
Jika sholat ditempat sepi lantas aurat terbuka karena angin maka tidak bathol sholatnya,  
اِن ْ سَتَرَهَا حَالَا(اَىْ قَبْلَ مُضِيِّ أَقَلِّ الطُّمَأْنِيْنَةِ)
Namun orang menutup aurat dengan seketika(maksudnya sebelum lewat thuma’ninah),
نَعَمْ لَوْ تَكَرَّرَ كَشْفُ الرِّيْحُ  وَتَوَالَى بِحَيْثُ يَحْتَاجُ فِىْ السَّتْرِ اِلَ حَرَكَةٍ كَثِيْرَةٍ مُتَوَالِيَةٍ بَطَلَتْ صَلَاتُهُ
Benar/ Maksudnya: tapi jika angin membuka lagi secara terus menerus sehingga banyak bergerak maka bathol sholatnya.(hal tersebut jarang terjadi)
4.berbicara dengan dua huruf(وَالنَّطْقُ بِحَرْفَيْنِ)

Berbicara dengan dua huruf (baik dimengerti atau tidak, seperti:عَنْ, قِِatau oy..,sst)bisa dipahami/tidak, tapi ada maksud di luar sholat, baik Aterram, tertawa, nangis yang keluar suara/agingging,walaupun nangis karena takut akhirat tapi nagisnya keluar suara/agingging, menahan sakit lalu keluar suara maka batal sholatnya, tapi jika nangis atau ditutup mulutnya sehingga tidak agingging maka tidak batal. Bersin, batuk tidak apa-apa dll Jika melihat yang lucu lalu ketawa sedikit tapi cepat dan segera berhenti tidak bathol diampuni tapi tertawa tersebut banyak maka tetap bathol.
Jika terpaka sisa aterham bagi yang berpuasa untuk mengeluarkan kerrak tidak apa2, di telan bathol puasa dan sholatnya,jika imam aterram tapi imam jelas menjaga sholatnya maka makmum tidak usah mufaroqoh/baerpisah, kecuali imam jelas-jelas aterram tidak ada udzur maka makmum mufaroqoh, tapi hal tersebut sulit di ketahui makmum, tapi yang jelas imam tidak akan main-main dengan sholat.
Jika berbatuk terus sampai waktu sholat yang luas habis maka dima’fu dan tidak qodho’.
أَوْ بَِحَرْفٍ مُفْهِمٍ عَمْدًأ وَبِالْمُفطِّرِ عَمْدًأوَالْأَكَلُ الْكَثِيْرِ نَاسِيًاوَثَلاَثُ حَرَكَاتٍ   مَتُوالْيَاتُ وَلَوْسَهْوًاوَالْوَبَةِ الْفَاحِشَةِ وَالضَّرْبَةِ الْمُفَرَّطَةِ وَزِيَادَةٍ وَكُنْ فِعْلِى عَمْدًا

3.Terbukanya Aurat(وَانْكِشَافُ الْعَوْرَةِ)
 (أَىْ كُلِّهَااَوْبَعْضِهَا ٍمِمَّا يَجِبُ سَتْرُهُ لاَِجْلِ الصَّالَاةِ )  اِنْ لَمْ تُسْتَرْ حَالَا
                                                Itu terbukanya aurat (yaitu seluruh aurat atau sebagian aurat)dari aurat yang wajib ditutup untuk sholat) jika tidak ditutup aurat dalam keadaan sholat,    
وَاِنْ صَلَّى فِىْ الْخَلْوَةِ فَاِنْكَشَفَهَا رِيْحٌ فَلَا تَبْطُلُ صَلَاتُهُ
Jika sholat ditempat sepi lantas aurat terbuka karena angin maka tidak bathol sholatnya,  
اِن ْ سَتَرَهَا حَالَا(اَىْ قَبْلَ مُضِيِّ أَقَلِّ الطُّمَأْنِيْنَةِ)
Namun orang menutup aurat dengan seketika(maksudnya sebelum lewat thuma’ninah),
نَعَمْ لَوْ تَكَرَّرَ كَشْفُ الرِّيْحُ  وَتَوَالَى بِحَيْثُ يَحْتَاجُ فِىْ السَّتْرِ اِلَ حَرَكَةٍ كَثِيْرَةٍ مُتَوَالِيَةٍ بَطَلَتْ صَلَاتُهُ
Benar/ Maksudnya: tapi jika angin membuka lagi secara terus menerus sehingga banyak bergerak maka bathol sholatnya.(hal tersebut jarang terjadi)
4.berbicara dengan dua huruf(وَالنَّطْقُ بِحَرْفَيْنِ)

Berbicara dengan dua huruf (baik dimengerti atau tidak, seperti:عَنْ, قِِatau oy..,sst)bisa dipahami/tidak, tapi ada maksud di luar sholat, baik Aterram, tertawa, nangis yang keluar suara/agingging,walaupun nangis karena takut akhirat tapi nagisnya keluar suara/agingging, menahan sakit lalu keluar suara maka batal sholatnya, tapi jika nangis atau ditutup mulutnya sehingga tidak agingging maka tidak batal.Bersin, batuk tidak apa-apa dll Jika melihat yang lucu lalu ketawa sedikit tapi cepat dan segera berhenti tidak bathol diampuni tapi tertawa tersebut banyak maka tetap bathol.
Jika berbatuk terus sampai waktu sholat yang luas habis maka dima’fu dan tidak qodho’.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4………………………………batal